Rabu, 18 Maret 2009

kompor FT UNS


Gambar. Malam batik yang dicairkan

Mulai dikuranginya pasokan minyak tanah dan adanya program konversi minyak tanah ke gas, membuat tim peneliti energi di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) mengembangkan kompor untuk menjawab permasalahan tersebut.

  1. Kompor batik tulis dan kompor batik cap. Kompor ini didesain dengan menggunakan bahan bakar gas/LPG. Desain kompor ini sudah diujicobakan pada pencairan malam/lilin untuk batik tulis dan batik cap dan terbukti malam/lilin tidak mengalami panas yang berlebihan (lihat gambar malam yang dicairkan dengan kompor kami). Selain itu, dengan desain kompor batik tulis dan batik cap berbahan bakar LPG juga dapat menghemat biaya bahan bakar. Dari hasil perhitungan kami diperoleh penghematan sebesar Rp 1.000-3.000 per kompor per hari (10 jam) tergantung banyaknya malam yang dicairkan. Harga yang di tawarkan untuk kompor batik tulis adalah Rp 170.000 dan untuk batik cap adalah Rp 195.000 (belum termasuk ongkos kirim). Pemesanan minimal 20 kompor. DP 60%. Delivery +/- 10 hari. Pesanan ke 08170621951 atau fax: 0271632163 a.n Suyitno.

Gambar. Api kompor etanol kadar 40%

  1. Kompor etanol kadar 40%. Kompor ini didesain khusus dengan memanfaatkan prinsip mekanika fluida. Api dari pembakaran etanol kadar rendah berwarna biru (lihat gambar). Artinya pembakaran lebih sempurna walaupun menggunakan etanol berkadar rendah. Harga yang di tawarkan untuk kompor etanol adalah Rp 175.000 (belum termasuk ongkos kirim). Pemesanan minimal 20 kompor. DP 60%. Delivery +/- 10 hari. Pesanan ke 08170621951 atau fax: 0271632163 a.n Suyitno.
Penawaran dari hasil penelitian tentang kompor oleh tim pengembang energi di Fakultas Teknik UNS ini hanya berlaku mulai 18 Maret 2009 sampai 3 bulan ke depan.

Salam hangat dari Solo.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

wah, mahal sekali.. alih-alih mau menghemat uang, malah tekor sak tekor-tekornya kalo pake kompor ini...
kompor minyak tanah harganya maksimal Rp.20.000
kalo gitu, tetap gunakan kompor minyak tanah saja.
tidak tertarik dengan produk ini

suyitno mengatakan...

Terima kasih pak atas kunjungannya.

Memang betul pak, emang mahal. Kalau mau 20.000-an buat saja dari pipa langsung dihubungkan ke tabung LPG. Pipa/selang terus dilubangi kecil. Harga pipa per meter 6.000-12.000 tergantung diameternya. Pasti api akan menyala. Tetapi mohon berhati-hati teknik ini tidak disarankan karena aspek keamanannya tidak terjamin.

Perlu diketahui harga kompor gas/LPG di pasaran sudah berkisar 100.000-300.000 rupiah.

Anton Hernawan mengatakan...

Jangan emosi pak, komentar diatas justru sebagai renungan bapak. Saya bereksperimen bikin kompor batik listrik watt rendah (40 watt dan 80 watt)dan sudah dipasarkan di Jakarta cuma seharga @Rp. 80,000,- dibandingkan kompor listrik di pasaran yang 300 - 600 watt seharga Rp. 125,000.Kalau kompor batik gas seharga Rp. 175,000,- sangat mahal dan tindak terjangkau oleh pengrajin kecil maupun pelajar. Mungkin bapak jual seharga biaya ekperimen bapak. Balai Batik dan Tekstil yogyakarta bikin kompor batik listrik masih 125 watt Rp.150,000,-. Dibanding punya saya masih kalah dalam hemat energi dan harganya masih lebih murah produk saya. Saat ini pengrajin butuh barang bagus murah dan tepat guna. Pengrajin tidak perlu barang yang canggih namun mahal dan tidak aplicable.

Energy source and benefit mengatakan...

kompor batik di daerah mana ya ohm

http://powerconvert.blogspot.com/