Biogas sistem anaerob (kedap udara) dapat dibuat dengan mudah. Terdapat dua jenis sistem biogas, yaitu jenis terapung (floating) dan jenis kubah tetap (fixed dome). Pada tipe terapung, diatas tumpukan bahan bio (digester) diletakkan drum terbalik dalam posisi terapung.
Pada reaktor biogas jenis kubah tetap, digester diletakkan didalam tanah dan bagian atasnya dibuat ruangan dengan atap seperti kubah terbalik. Fungsi drum terbalik atau kubah terbalik ini untuk menampung biogas yang dihasilkan dari digester. Gambar-gambar di bawah menunjukkan kedua jenis reaktor biogas yang dimaksud.
Gambar. Reaktor biogas jenis terapung
Gambar. Reaktor biogas jenis kubah tetap.
Tumpukan bahan bio diselimuti oleh bahan yang tidak mudah bocor, misalnya plastik yang tahan pada temperatur agak tinggi. Kemudian dibagian luarnya dibuat dinding seperti membuat dinding bangunan rumah. Alternatif lain, dinding digester dapat dibuat dari plat yang agak tebal. Selain digester, diperlukan juga saluran masuk untuk bahan baku, saluran keluar lumpur sisa (slurry) dan saluran/pipa untuk distribusi biogas yang terbentuk.
Berikut contoh pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas. Rata-rata dapat diasumsikan bahwa 1 ekor sapi menghasilkan kotoran 5 kg/hari. Dengan 16 ekor sapi akan diperoleh kotoran 80 kg/hari. Kotoran tersebut kemudian dicampur dengan air 80 liter. Hasil yang diperoleh adalah biogas 1 m3/hari atau setara dengan 0.65 m3 gas CH4 yang mengandung energi sebesar 6.5 kWh. Perlu dicatat bahwa beberapa penelitian bahkan menyebutkan kotoran sapi yang dikeluarkan perharinya di Indonesia bisa mencapai 22 kg/hari [1]. Angka terakhir ini sepertinya terlalu besar kalau hanya memperhitungkan fesesnya saja. Data yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa pada peternakan sapi perah, sapi potong dan kerbau diperoleh kotoran rata-rata perhari sebesar 12 kg/ekor [2].
5.4% tidak cukup metana sedangkan, diatas 14% terlalu sedikit oksigen untuk
menyebabkan ledakan. Temperatur yang dapat menyebabkan ledakan sekitar 650–750 oC , percikan api dan korek api cukup panas untuk menyebabkan ledakan [1, *].
- Khasristya Amaru, 2004, Rancang Bangun dan Uji Kinerja Biodigester Plastik Polyethilene Skala Kecil (Studi Kasus Ds. Cidatar Kec. Cisurupan, Kab. garut), Tugas Akhir, Fakultas Pertanian, UNPAD, Indonesia.
- Syamsudin, T.R. dan Iskandar, H.H., 2005, Bahan Bakar Alternatif Asal Ternak, Sinar Tani, Edisi 21.27 Desember 2005, No. 3129 Tahun XXXVI.
3 komentar:
saya butuh funding untuk dapat mengembangkan rencana saya menggabungkan teknologi biomassa dengan kesehatan karena banyak peternak didesa saya peternakan sapi dan domba ada ditengah tengah permukiman. mohon balasannya
Mohon maaf Bapak, saya hanyalah seorang peneliti... kalau ide Bapak Bagus silakan dicoba dimasukkan ke program intensif ristek untuk pendanaan (www.ristek.go.id) atau lembaga lainnya. Salam hangat dan sukses selalu.
asl alaikum dan selamat pagi....
perkenalkan nama saya ahmad, yang ingin sy tanyakan...
1. kubah yang digunakan apakah kubah dari fiber atau ada alternatif lain...
2. didaerah saya saat ini melakukan pemanfaatan biaogas untuk keperluan memasak dengan menggunakan bahan plastik dan sebagian dari biogas tsb tidak bertahan lama,apakah dengan cara kubah ini bisa efektif dan berlangsung lama untuk kepentingan rumah tangga...
sekian dan terima kasih...
ahmad hidayat
nurahmadnoor@yahoo.com
Posting Komentar